SMS yang mengejutkan di pagi hari, yang membuatku terbangun, "ki dodi meninggal" dua sms, dua chat FB, dan satu mention di twitter membuatku menganggap kejadian itu bukan lelucon. Terpukul memang, ketika dia disana melawan penyakitnya dari 6 bulan yang lalu aku belum bisa menjenguknya sekali pun, karena memang kuliahku yang ada di seberang pulau sumatera ini.
Kejadian itu menerbangkanku pada 15 tahun yang lalu. Juli 1997, bulan ini adalah hari pertamaku masuk sekolah, masih teringat waktu itu Rp 100 logam kuning itu masih sangat berharga, masih bisa membeli pempek yang sering nangkring di pinggir sekolah. 15 tahun ini juga aku kenal dengan sahabatku dodi, karena ibu yang bertemu dan sering ngobrol ketika menunggui kami sekolah, kami pun jadi akrab. Kami bukan hanya menjadi sahabat, namun juga saingan dalam perebutan juara terbaik di kelas. Selalu rezki dan dodi, atau sebaliknya.
Ada banyak sekali kenangan yang ingin aku tuliskan disini, ketika dia sakit mata dan memutuskan untuk tetap sekolah, tidak ada yang mau menegur dodi dan memilih menjauhinya karena takut tertular. Tapi aku tetap selalu ngajak dia untuk main walau dia sakit mata, sampai akhirnya dia main ke rumah ku dan ibuku memberi obat tetes mata. Kami sudah tau rumah masing2 ketika kami berumur 7 tahun. Kerjaan kami setelah pulang sekolah adalah "jalan jalan" ntah itu naik sepeda atau jalan kaki. walaupun waktu itu aku belum bisa naik sepeda. Yap kami berdua yang kecil ini naik sepeda tua milik dodi yang kadang dia bawa jalan2, kami menyusuri sekolah dan hutan di dekat sekolah. Kejadian paling lucu adalah ketika kami sedang jalan2 ber lima, walaupun cuma jalan2 di hutan dekat rumahku tapi kami nyasar dan butuh waktu sampai sore untuk balik lagi ke rumah.
Sering sekali kalo ada pelajaran aku bertanya dengan dodi, walau pun kami saingan kami tetap saling membantu. waktu itu aku kurang di pelajaran menghapal dan dia kurang di bahasa inggris. Rumah dodi lah yang selalu jadi markas untuk belajar, dikarenakan strategis, dan waktu itu dekat dengan SMP yang notabennya rayon dari SD kami, dan kami berjanji untuk masuk ke SMP itu bareng. walau sebenarnya aku ingin SMP yang lain.
Permainan Josua oh Josua.
Waktu itu lagi musimnya acara kuis josua yang mencari barang. Jeffy, Aku, dodi, ogut, dan yuk da (mbaknya ogut) selalu main itu ketika kondisi dari rumah ogut sepi, ntah barang apa saja yang kami sembunyikan dan berlomba untuk menemukannya. Dari kondisi rumah ogut yang rapi banget sampai menjadi kapal pecah karena perbuatan kami.
Walau kami sudah beda SMP, (aku, dody, dan jeffy masuk ke SMP terdekat; ogut dan yuk da masuk SMP yang lintas rayon) kami tetap sering main ke rumah ogut, disanalah markas kami, karena ogut punya banyak komik dan Playstation yang membuat kami betah sampai sore. Namun ada kejadian yang membuat yuk da marah besar dengan dodi, aku sebenernya gak terlalu ingat kejadian ini karena pada saat mereka berantem aku gak ikut main. Hilang lah anggota dodi dalam kelompok kami. dan permainan josua oh josua berakhir.
Di SMP pun persahabatanku dan dodi gak putus, tapi persainganku dan dodi putus, karena sepertinya di level SMP aku gak bisa bersaing, selalu terlempar di 20-30 besar di setiap ujian harian. 9 tahun sekelas membuat orang tua kami masing masing sudah sangat kenal. Rumah dodi layaknya rumah kedua ku ketika ada istirahat sekolah atau pergantian ke pelajaran tambahan. Tempat dodi adalah tempat singgah kami untuk makan bekal yang telah kami bawa dari rumah. Disana makan, ngobrol, dan segan dodi mengajari kami soal pelajaran.
9 tahun sekelas tidak berlanjut ke SMA, aku belajar di SMA negeri satu satunya yang punya asrama di Palembang, dan dodi masuk SMA yang sebenarnya sangat aku idam idamkan dari SD, karena kakak pertamaku lulusan sana dan berhasil menjebol UGM. Tapi mungkin waktu itu aku belum tahu Palembang secara penuh. Sebenarnya dodi masuk ke SMA yang sama dengan ku, tapi dia bilang biaya sekolahnya terlalu mahal dan memutuskan tidak melanjutkan ke tes selanjutnya.
Namun persahabatan kami tidak pernah putus sebulan sekali dodi ke rumah atau paling tidak 6 bulan sekali.
Pribadi yang sederhana, gak pernah sombong, serta sering membantu membuat dia punya banyak teman disektarnya. Dan aku dan ogut adalah orang yang 15 tahun sudah mengenal dia. Sudah tau pribadi masing masing, dimana dulu kita mancing bareng, berenang di empang, main, belajar, dan banyak lainnya. membuatku ingin memutar waktu namun itu gak bisa. Hanya dalam tulisan ini memori tentang dodi bisa aku putar lagi.
Yap dia adalah sahabatku yang aku kenal dari orog sampai sekarang dan bakal selamanya. Dia telah mendahului kami, seorang sahabat yang tangguh, pantang menyerah, dan selalu tersenyum dengan khasnya.
Selamat tinggal Sahabat, dirimu akan menjadi sahabatku sampai kapanpun, terima kasih untuk semuanya yang kau ajarkan, pribadi sederhana dan selalu bersyukur, pantang menyerah, sampai dengan selalu menuruti orang tua, dan banyak lainnya nilai kehidupan yang sering kau ajarkan. Hanya doa yang bisa aku kirimkan dari pulau seberang ini, maaf tidak bisa mengantarkanmu ke peristirahatan terakhir.
Dodi adalah sahabat ku dari 15 tahun yang lalu, Sekarang, dan selamanya.
Yap selamanya dirimu bakal tetap hidup di memori kepalaku sampai kepala ini tidak kehilangan kemampuannya atau aku menyusulmu suatu saat nanti.
Selamat Jalan kawan, sahabat seperjuangan, sahabat kecil, dan guru kecil
-Fabolous-