Dua mantra,
Pada saat pengerjaan tugas akhir ntah mantra man jadda wajada selalu terngiang di pikiran ini. Ntah berapa kali merasa putus asa dengan tugas akhir ini, pikiran dalam membandingkan judul tugas akhir punya teman, semuanya terlihat wah, beda dengan punya ane.. Putus asa akan ketakutan gak selesai pada waktu deadline, belom lagi dihakimi oleh pembimbing soal tata bahasa yang berantakan. Semuanya disingkirkan oleh mantra man jadda wajada, semangat orang tua, semangat orang yang tersayang, dan semua teman teman yang sama sama berjuang demi sebuah gelar.
Lalu masalah lulus cepat??
Nggak terlalu masalah kita mau lulus kapan sebenarnya, ketika kita semasa menjadi mahasiswa pernah membanggakan, apapun itu. Asal gak terlibat janji sama orang tua di awal kuliah seperti saya ini. Saya akan lulus 4 tahun. Itu yang ane ucapin ke ortu dan keluarga ane. Kalau gak di selesain 4 tahun, ya ane anggap ini dosa. Jadi lah mahasiswa yang nyaman, serius tapi santai, punya temen banyak, pernah travelling, dan tetap membanggakan orang tua. Semuanya harus diselesaikan dengan Man Jadda wajada (Barang siapa yang bersungguh sungguh akan berhasil).
Ternyata sebuah mantra ini gak cukup untuk melewati hidup ini. Oke anda sudah sidang dan sudah dapat gelar S.T, tapi pada kenyataannya anda masih mengurusi yang namanya format tugas akhir, revisi, dan lain lain. Masuk ke kata revisi, ane dapat pelajaran hidup yang luar biasa. Oke teman teman ane setelah sidang ada yang tanpa revisi (mungkin sebelum sidang mereka sudah dapat pelajaran hidup dari pembimbing), ada yang revisiannya cepat, ada juga yang lama, tapi ada juga yang lama banget (nah, ane masuk yang di sini nih).
Sepertinya khusus untuk konsentrasi ane yang 2009 bakal dengan dosen yang perfeksionis ini, tapi pelupa. Ya gimana gak perfeksionis, ditumpukkan banyak kata, kalimat, dan paragraf yang ane baca tiap hari ini, beliau pasti dapet salah dari penulisan ane. Mulai kata hubung ada di awal kalimat, kata gak baku, kata asing belum diitalic, sampai kurang titik di ujung kalimat pun beliau tahu dimana yang salah. Padahal beliau gak buka laporan ane halaman demi halaman, cuma ambil sample halaman beberapa trus bilang "nah ini masih salah", pada saat itu ane cuma bisa nunduk dan ngomong dalam hati, "yah ada yang salah". Setiap beliau ada di kampus ane dan teman teman datang ke beliau dan sampai 10 kali.
Awalnya ane mikirnya negatif, marah, dan sedikit depresi. Tapi setelah makin ke sini dan ngomong sama pembimbing, dan pembimbing cuma bilang "dipikir positifnya aja, pasti di balik ini ada sesuatu yang menarik dan ada pelajaran di dalamnya". Mendapat nasihat itu, ane kayak disiram air dingin. Ane adalah orang yang gak teliti, gak sabaran, buru buru, gak nyantai. Tapi dengan dapet pelajaran ini ane baru sadar manfaat mantra yang kedua Man Shabara Zhafira (Siapa yang bersabar akan beruntung). Mulai ane teliti semua laporan dibantu teman ane sampai dapat banyak kata atau kalimat yang salah. Maju lagi, revisi lagi ternyata.
Sampai ntah yang ke berapa kalinya ane maju, ane akhirnya dapat tanda tangan beliau (walaupun masih ada 3 kata yang salah).
Hidup kita gak berhenti ketika mendapat gelar sarjana, hidup kita berhenti ketika kita sudah dapet gelar yang luar biasa nanti yaitu "almarhum". Jangan lupa ibadahnya dan kesehatan ketika sibuk dengan mengejar gelar.
0 komentar:
Posting Komentar