Perjuangkan Cinta Tulus Anda!

Dua minggu yang lalu terdengar samar samar berita mengenai seorang anak mantan deputi Bank Indonesia. Ane gak peduli awalnya, sampai temen ane ngasih link tentang siapa sosok dari istri sang anak mantan deputi BI ini, sumbernya adalah blog mas Saptuari Sugiharto, pemilik kedai digital ini menceritakan detil asal usul dari seorang Putri yang dikenalnya lewat facebook. Barulah ane peduli dengan kisah cinta seorang anak mantan deputi BI ini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Putri Herlina namanya, seorang anak yang dilahirkan 25 tahun lalu, tanpa lengan dan ditinggal orang tuanya di rumah sakit. Mungkin mereka meninggalkannya karena mereka malu punya anak yang tidak punya tangan. Bahagia sempat terbersit ketika ada seseorang yang mengambilnya dari rumah sakit, bukan untuk dirawat, tapi untuk memanfaatkannya untuk menarik hati orang untuk memberi uang. Orang tersebut meletakkan bayi itu di kardus, di bawah terik matahari, dan tidak dirawat dengan baik. Sampai sosok malaikat datang dengan wujud manusia bernama bu Naryo dan suaminya yang merawat Putri di panti asuhan. Layaknya anak sendiri. bu Naryo memberikan ketulusan dalam merawat Putri. Hingga Putri menjadi seorang gadis yang mandiri. Mungkin Allah tidak memberikannya dua tangan, tapi Allah memberikan sesuatu yang hebat, yaitu mental dan kaki yang kuat serta lentur dalam melakukan aktifitas. Semua kegiatan dilakukan dengan kaki, mencuci hingga gosok gigi putri kecil lakukan layaknya dia punya dua tangannya.

Putri Sewaktu Kecil
Putri Menggosok giginya sendiri
Putri menjadi sosok kakak yang disegani oleh penghuni panti asuhan, membantu bu Naryo dilakukannya setiap hari dalam merawat adik-adiknya di panti asuhan. Membantu menyapu, menyiapkan makanan, dan mengajari belajar. Putri tidak pernah malu terhadap apa yang terjadi kepadanya. Tidak punya tangan memang menjadi kekurangannya, tapi dia selalu berpikir Allah pasti memberikan Putri kelebihan. Terbukti niat, kemandirian, dan percaya diri yang tinggi adalah sesuatu kelebihan yang dimiliki Putri. Layaknya orang yang normal, Putri tetap bisa melakukan aktifitas dan pekerjaannya. Membantu Bu Naryo adalah aktifitas rutinnya di panti asuhan, sebagai bentuk rasa terima kasihnya.
Putri sedang Membantu Menyapu Halaman
Putri sedang menulis dengan kakinya

"Hebat", kata itu lah yang berputar putar di kepala ane. Dari semua yang dia lakukan selama 24 tahun tanpa tangan, dan selalu ingin membahagiakan Bu Naryo yang bukan merupakan ibu kandungnya ini lah yang membuat ane kagum.
Putri sedang membantu di bagian Administrasi Panti Asuhan
Putri bersama "sang Malaikat" Bu Naryo 
Hingga Reza datang menjemput Putri untuk dinikahi. Sebagaimana diceritakan oleh reza, awalnya orang tua Reza kaget kalau Reza punya pacar seorang yang secara fisik mempunyai kekurangan. Tapi akhirnya luluh, orang tuanya sadar, yang menjalani hidup adalah anaknya, berhak memilih. Sampai ada kalimat yang membuat terharu dari sang ibu ke Reza pada saat pernikahannya, ini juga dikutip oleh bos besar Kedai Digital ini.

“wahai anakku, engkaulah lelaki itu.. engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan disampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan hingga akhir hayatmu..”
Ketika Pernikahan dengan Reza
Pernikahan Putri Herlina dan Reza (Sumber foto: http://saptuari.blogspot.com/2013/10/tuhan-maha-sutradara.html)
Menikah adalah ibadah dan Allah memang sosok perencana yang luar biasa. Allah berikan cobaan kepada Putri hidup tanpa lengan dan dia tidak pernah merasa malu, mandiri, dan bisa berbaur dengan semua orang. Ketiga hal ini yang menjadikan hati anak mantan Deputi BI ini kepincut untuk menikahi Putri.

Ada dua hal hebat yang bisa kita petik, yaitu tentang cinta yang tulus dan mensyukuri apapun yang terjadi pada diri kita.

Sampai tanggal 30 Oktober ini ane nonton di Hitam Putih, dan cerita sama abang burjonya, Eh ada orang nyeletuk "itu cowoknya goblok atau gimana ya bang, banyak duit, masih muda, tapi mau sama orang cacat". Ane geleng geleng mendengar perkataan orang ini. Memang kehidupan ini banyak banget tipe orang, dan ane ketemu juga dengan tipe orang yang kayak gini.

Semoga ane dan cowok-cowok yang membaca tulisan ini gak jadi orang kayak yang ane temuin di burjo ini. Karena cinta itu memang gak butuh fisik sempurna, ketika semua sifat perempuan itu cocok dengan diri ente para cowok, gak peduli fisik, umur, dan perkataan orang, ya tetap harus diperjuangin. Selama yakin dia bisa diperjuangin. Tapi ya kalau mau nikah siapin diri dulu, dan perbaiki diri, karena perempuan yang baik baik itu buat lelaki yang baik baik.

Lalu yang terakhir mari kita bersyukur dengan apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, karena sabar itu sesuatu yang luar biasa ketika dibiasakan dan nanti Insya Allah, Allah akan memberikan balasannya untuk orang yang sabar. Jangan pantang menyerah dengan semua cobaan dalam hidup ini.

*tulisan sebelum tidur*
oke ane tidur dulu gan besok mau wisuda, sukses buat kita semua ya.. salam fearless!!

Dua Mantra, Teman-Teman, dan sebuah Gelar

Dua mantra,
Pada saat pengerjaan tugas akhir ntah mantra man jadda wajada selalu terngiang di pikiran ini. Ntah berapa kali merasa putus asa dengan tugas akhir ini, pikiran dalam membandingkan judul tugas akhir punya teman, semuanya terlihat wah, beda dengan punya ane.. Putus asa akan ketakutan gak selesai pada waktu deadline, belom lagi dihakimi oleh pembimbing soal tata bahasa yang berantakan. Semuanya disingkirkan oleh mantra man jadda wajada, semangat orang tua, semangat orang yang tersayang, dan semua teman teman yang sama sama berjuang demi sebuah gelar.


Sedikit demi sedikit, akhirnya mampu membuat pembimbing 1 dan 2 untuk menandatangani proposal dan laporan. Revisi? jangan anggap ini sebuah malapetaka yang bakal mengakhiri hidup kita. Perjalanan untuk mendapat tanda tangan itu gak bakal tercapai, kalau kita mudah bosan dengan tugas akhir kita ini, refreshing boleh, tapi jangan terlalu ditinggal. Deadline masih lama?? ini pikiran orang indonesia yang jelek, oke gak masalah kalau kita sibuk dengan dua sampai tiga kegiatan, seperti riset, kerja, dan membiayai orang tua. Tiga hal tersebut adalah pengecualian, karena mereka menurut ane adalah orang-orang yang hebat karena menyelesaikan amanah yang ada pada dirinya..

Lalu masalah lulus cepat??
Nggak terlalu masalah kita mau lulus kapan sebenarnya, ketika kita semasa menjadi mahasiswa pernah membanggakan, apapun itu. Asal gak terlibat janji sama orang tua di awal kuliah seperti saya ini. Saya akan lulus 4 tahun. Itu yang ane ucapin ke ortu dan keluarga ane. Kalau gak di selesain 4 tahun, ya ane anggap ini dosa. Jadi lah mahasiswa yang nyaman, serius tapi santai, punya temen banyak, pernah travelling, dan tetap membanggakan orang tua. Semuanya harus diselesaikan dengan Man Jadda wajada (Barang siapa yang bersungguh sungguh akan berhasil).

Ternyata sebuah mantra ini gak cukup untuk melewati hidup ini. Oke anda sudah sidang dan sudah dapat gelar S.T, tapi pada kenyataannya anda masih mengurusi yang namanya format tugas akhir, revisi, dan lain lain. Masuk ke kata revisi, ane dapat pelajaran hidup yang luar biasa. Oke teman teman ane setelah sidang ada yang tanpa revisi (mungkin sebelum sidang mereka sudah dapat pelajaran hidup dari pembimbing), ada yang revisiannya cepat, ada juga yang lama, tapi ada juga yang lama banget (nah, ane masuk yang di sini nih).

Sepertinya khusus untuk konsentrasi ane yang 2009 bakal dengan dosen yang perfeksionis ini, tapi pelupa. Ya gimana gak perfeksionis, ditumpukkan banyak kata, kalimat, dan paragraf yang ane baca tiap hari ini, beliau pasti dapet salah dari penulisan ane. Mulai kata hubung ada di awal kalimat, kata gak baku, kata asing belum diitalic, sampai kurang titik di ujung kalimat pun beliau tahu dimana yang salah. Padahal beliau gak buka laporan ane halaman demi halaman, cuma ambil sample halaman beberapa trus bilang "nah ini masih salah", pada saat itu ane cuma bisa nunduk dan ngomong dalam hati, "yah ada yang salah". Setiap beliau ada di kampus ane dan teman teman datang ke beliau dan sampai 10 kali.


Awalnya ane mikirnya negatif, marah, dan sedikit depresi. Tapi setelah makin ke sini dan ngomong sama pembimbing, dan pembimbing cuma bilang "dipikir positifnya aja, pasti di balik ini ada sesuatu yang menarik dan ada pelajaran di dalamnya". Mendapat nasihat itu, ane kayak disiram air dingin. Ane adalah orang yang gak teliti, gak sabaran, buru buru, gak nyantai. Tapi dengan dapet pelajaran ini ane baru sadar manfaat mantra yang kedua Man Shabara Zhafira (Siapa yang bersabar akan beruntung). Mulai ane teliti semua laporan dibantu teman ane sampai dapat banyak kata atau kalimat yang salah. Maju lagi, revisi lagi ternyata.
Sampai ntah yang ke berapa kalinya ane maju, ane akhirnya dapat tanda tangan beliau (walaupun masih ada 3 kata yang salah).

Mungkin pesan beliau adalah ketika mahasiswa yang lulus dari elektro ini, bisa menjadi lulusan yang punya kemampuan, teliti, gak buru buru, dan jelas sabar. Karena memang ketika kita lihat semua tindakan walaupun segigih apa pun, sehebat apa pun seorang manusia, kalau gak teliti dan gak sabar, mungkin kita udah gagal, dan depresi atau putus asa. Ini baru tugas akhir untuk mendapat sebuah gelar. Lakukan dengan baik, sedikit demi sedikit, positif thinking, dan jadikan semuanya pelajaran. Tapi jangan lupa untuk trus berdoa dalam kondisi apa pun itu.
Hidup kita gak berhenti ketika mendapat gelar sarjana, hidup kita berhenti ketika kita sudah dapet gelar yang luar biasa nanti yaitu "almarhum". Jangan lupa ibadahnya dan kesehatan ketika sibuk dengan mengejar gelar.

Copyright © / Inspiration

Template by : Urangkurai / powered by :blogger