BERSYUKURLAH SAHABAT

             Tadi pagi ketika penulis lagi sahur, tidak biasanya mata penulis gak ngantuk, dan akhirnya nonton tivi bareng bunda tercinta. Kebetulan bunda lagi nonton acara mamah dedeh di Indosiar. Penulis kira ini acara ceramah biasa, rada males, tapi penulis tetap nonton. Tiba pas sesi bintang tamu, kisah bintang tamu inilah yang menarik perhatian penulis, sampai akhirnya penulis mau share sama teman teman sekalian.

            Jadi ini mengenai kisah seorang keluaga miskin, yang merupakan pasangan tuna netra. Sang bapak merupakan tukang pijit sambilan. Namun pekerjaan mereka berdua sesungguhnya adalah penjual kerupuk keliling. Bisa dibayangkan dua orang tuna netra berkeliling di jalan. Itu merupakan hal yang mustahil dilakukan. Bagaimana kalau ditengah mereka berjualan ada mobil yang menyerempet, ada yang diam diam mengambil kerupuk mereka. Ketika ditanya itu mereka menjawab itu sudah rezeki kami mah. Di saat seperti itupun dua orang yang dimulyakan Allah ini masih bisa bersyukur.
            Lalu lanjut ketika mereka punya anak, ternyata Allah mengerti mereka dan memberikan tiga orang anak yang dapat melihat, dan normal. Anak yang pertama, usia 16 tahun sudah sekolah di madrasah, anak kedua 10 tahun, anak ketiga (lupa usianya). Mereka berkata anak anak inilah yang menjadi cahaya kami mah, mereka lah yang menuntun kami untuk jalan. Betapa sayangnya anak-anaknya yang merelakan waktu main mereka setelah pulang sekolah. Dan langsung membantu ayah dan ibu mereka berjualan. Penulis lupa daerah yang mereka lalui, tapi yang penulis inget tujuan mereka itu daerah pasar labu. Penulis lupa rumah mereka ada daerah mana. (kayaknya nama pasar juga, maklum bukan orang sana, disekitar jawa barat dan pinggiran jakarta). Melihat video mereka berjualan. 4 orang itu, bapak, ibu, dan dua anaknya saling menuntun dan yang paling depan adalah anaknya yang paling kecil, anak yang kedua, lalu ibu, dan bapak yang memegang pikulan kerupuk. Sedangkan anak pertama sekolah di madrasah aliah.
            Yang lebih salut ketika ditanya, apa yang membuat bapak ibu berjuang keras??, mereka menjawab anak anak lah yang membuat kami rela berjualan, yang awalnya tidak ada cahaya terang di jalan yang kami lalui, sampai Allah memberikan cahaya terang itu berupa anak anak kami yang tercinta. Yang penting mereka bisa sekolah tinggi, Cuma itu tujuan kami mencari uang, karena mereka adalah cahaya terang bagi kami, jelas sang ibu kepada mamah. Sang anak pun membalas dengan mengorbankan waktunya untuk membantu.
            Mereka lalu berkata, kami selalu bersyukur atas semua ini mah. Karena harta yang paling berharga adalah anak anak kami dan Iman kepada Allah. Doa kami, hanya ingin Allah melindungi kami sekeluarga.
            Bayangkan seorang yang kurang sempurna terus berusaha sekuat tenaga untuk menghadapi kerasnya hidup ini dan selalu bersyukur dengan hidupnya. Bagaimana denga kita yang bisa tergolong sempurna fisik ini?? Apakah sudah bersyukur hari ini?? Apakah sudah memberikan yang terbaik untuk orang tersayang?? Sudah membantu orang tua dan meninggalkan semua permainan yang kita mainkan?? Tanya pada diri kita masing-masing.
            Dan sekali lagi cerita ini nyata, semoga cerita ini bisa membangkitkan rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Salam penulis
-fabolous-

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © / Inspiration

Template by : Urangkurai / powered by :blogger